untuk istri?
Jika sayapku patah, lagi
Biarlah kita, berjalan kaki
Lagipula, aku lelaki
Kakiku lebih kuat dan berurat
Tak kubiarkan kakimu penat
Tapi,..jalan ini masih panjang alurnya,
berbelok-belok pula.
Haruskah kau kuajak serta?
Ya sudah,..tidak usah,
nanti kau kujemput saja.
juli 2007
Labels: puisi